Pertama, aku minta maaf padamu yang ku libatkan dalam kerumitan ini.
Sebelumnya aku tak ada maksud untuk membebani hidupmu dengan hal yang sebenarnya tidak penting, untukmu.
Tapi, tanpa sengaja memang kamu lah yang harus ikut dalam cerita ini.
Kedua, aku berterimakasih padamu
Atas adanya kamu, kesalahan yang ku buat justru memberi pelajaran yang akan selalu aku ingat.
Atas adanya kamu, kerumitan yang terjadi justru memberi cerita baru yang akan selalu tersimpan rapi di dalam hati.
Terimakasih telah menjadi air yang memadamkan disaat api didalam kepala sedang besar-besarnya.
Terimakasih telah menjadi angin yang menyejukkan disaat panas sedang begitu menyengat.
Mungkin, kalo saat itu tidak ada kamu
Aku sudah hancur.
Ketiga, aku menyesal pada diriku sendiri
Menyesal atas perasaan yang tidak seharusnya aku miliki
Menyesal atas pengakuan yang tidak seharusnya kamu ketahui
Mungkin saja kalo saat itu kamu tidak tahu kebenarannya, sampai saat ini kita akan baik-baik saja
Tidak seperti saat ini yang seakan tidak pernah kenal satu sama lain
Tidak seperti saat ini yang begitu canggung untuk sekadar mengatakan "hai apa kabar?"
Ya mungkin saja kalo saat itu aku tak terlalu berani mengatakannya padamu
Kita akan masih bisa bercanda seperti sebelum-sebelumnya
Kita masih bisa memberi semangat, meski lewat suara
Tapi, ya sudah lah. Mau bagaimana lagi?
Kalo dipikir ulang, mungkin memang sudah harus terjadi.
Semakin lama perasaan itu aku nikmati sendiri
Semakin lama aku berkutat dengan pertanyaan dikepala yang isinya aku buat sendiri
Semakin lama pula aku menerka-nerka jawaban, yang mungkin tidak akan pernah terjadi.
Ini memang sudah rencana semesta bukan?
Dia menghadirkan kamu disaat aku memang sedang butuh sosok sepertimu
Namun, aku lupa bahwa sebenarnya semesta hanya mengizinkanmu untuk sekadar menjadi penenang
Dan ketika ketenangan sudah aku dapat, mungkin memang sudah seharusnya semesta mengambilmu kembali.
Dari awal aku memang salah,
Salah mengartikan kebaikan yang sebenarnya tidak hanya kau berikan untukku
Salah mengartikan kehadiranmu didalam hidupku
Dan aku salah dari awal aku tidak menyiapkan hati untuk menerima konsekuensi dari perasaan yang aku miliki.
Semesta; terimakasih atas kebaikan dan kejutan yang selalu kau beri tanpa pernah berhenti. Aku menerimanya, meski butuh waktu yang lama.
1 Comments
Setiap baca postingan dari blog ini pasti selalu ngrasa,penulisnya bener bener punya ketulusan sm kesabaran hati bgt,sampe kadang pengen meluk penulisnya:)
ReplyDelete